Kristus Imam Agung
Kristus Imam Agung
Hal-hal khusus yang menyertai kesengsaraan dan kematian
Yesus harus diingat benar-benar. Tetapi kita tidak boleh terpaku pada hal-hal
lahiriah. Yang kita lihat di sini mempunyai aspek yang lebih dalam. Yang
terjadi di sini, bukan hanya suatu masalah tragis yang menimpa seseorang yang
tidak bersalah dan yang harus disayangi. Bukan juga karena korbannya adalah
Allah manusia, Pencipta yang menjadi manusia dan yang disalib oleh ciptaan-Nya
sendiri. Tidak, semua itu sudah direncanakan dan diiizinkan terjadi oleh Tuhan,
agar dengan demikian rahasia penebusan manusia dapat terlaksana.
Di sini Kristus tampil ke depan sebagai perantara kita,
sebagai imam agung. Di dalam kesengsaraan dan kematian-Nya, Ia benar-benar
agung sebagai imam. Di salib ia membawa kurban, sehingga umat manusia ditebus.
Kristus mempunyai fungsi imam atas cara yang sangat khusus
dan mulia. Sebagai imam, Ia mengatasi segala imam lain. Fungsi ini diterima-Nya
dari Allah. Kita sebagai manusia tidak dapat menciptakan imamat dan menentukan
imam; imam bukan wakil umat berdasarkan tugas manusiawi. Sebab walaupun setiap
imam agung dipilih dari antara manusia dan diangkat untuk bekerja sebagai wakil
manusia di hadapan Allah (Ibr 5:1), namun tidak ada seorang pn yang mengangkat
diri sendiri menjadi imam agung. (Ibr 5:4). Juga imamat Kristus berdasarkan
penunjukkan ilahi. Begitu juga Kristus, Ia tidak mengangkat diri sendiri
sebagai imam agung. Allah sendirilah yang mengangkat Dia. Allah berkata
kepada-Nya: “Engkaulah Anak-Ku; pada hari ini Aku menjadi Bapa-Mu.” Dan di
tempat lain Allah berkata juga: “Engkau akan menjadi imam selama-lamanya, menurut
golongan Imam Melkisedek.” (Ibr 5:5-6). Bapa telah mengutus Sabda yang menjadi
manusia agar Ia hidup di tengah kita sebagai imam.
Kita hendak memandang imamat Kristus dalam arti yang
terbatas, karena dalam arti yang luas imamat Kristus sama dengan fungsi-Nya
sebagai penebus. Imamat dalam arti terbatas mencakup pelaksanaan kebaktian,
penyembahan, syukur dan doa permohonan, berkat dan pembagian rahmat,; semua itu
termasuk dalam tugas imam. Tetapi pusat dari seluruh kegiatan imam adalah
korban. Orang menjadi imam terutama untuk membawa korban. Demikian juga
Kristus.
Kristus datang untuk menggantikan kebaktian lama dengan
kebaktian baru. Korban yang dahulu sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa.
(Ibr 10:11). Oleh karena itu, Ia datang mempersembahkan diri sendiri agar
dengan satu korban Kristus membuat orang-orang yang sudah dibersihkan dari dosa
menjadi sempurna untuk selama-lamanya. (Ibr 10:14)
Korban yang Ia persembahkan adalah diri-Nya sendiri,
kehidupan-Nya, tubuh dan darah-Nya. Inilah harga yang dilunasi Kristus untuk
mendamaikan kita dengan Tuhan dan untuk mengampuni dosa manusia. Dengan korban
ini Ia memperoleh rahmat bagi kita. Itulah kehendak Bapa dan Ia telah
melaksanakan kehendak ilahi itu dengan penuh ketaatan. Jadi kita ditebus terutama
sekali oleh pelaksanaan imamat-Nya. Jadi kalau sekarang kita bebas dari
kekuasaan dosa, dan hidup menurut kehendak Allah. (1 Petrus 2:24), maka hal itu
disebabkan karena Kristus sudah bertindak sebagai Imam Agung.
Kristus bergantung di salib sebagai imam. Ia mengasih kita.
Ia mengorbankan diri-Nya untuk kita, sebagai persembahan dan korban yang harus
yang menyenangkan hati Allah. (Efe 5:2). Oleh Dia, Allah memperdamaikan segala
sesuatu dengan diri-Nya, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.
Kesempurnaan Korban Kristus
Kematian berdarah di kayu salib adalah suatu korban. Putera
Allah mengorbankan kehidupan-Nya untuk manusia. Oleh korban-Nya kita memperoleh
pengampunan bagi dosa kita. Korban itu sendiri dan hasil-hasilnya adalah anugerah
besar yang diberikan oleh Tuhan kepada kita. Korban imam agung itu sangat
berkenan kepada Bapa karena imam yang mengorbankannya dan juga karena nilai
daripada korban yang dibawakan. Imam itu adalah Putera Bapa sendiri, mempunyai
kodrat ilahi; korban yang dibawakan adalah penyerahan kehidupan. Dengan
demikian korban di salib mempunyai nilai yang tidak terhingga. Korban salib
adalah korban yang sempurna.
Oleh pribadi-Nya dan oleh korban-Nya, Kristus berada di atas
segala imam. Dan kalau Kristus sebagai imam melebihi segala imam, maka
korban-Nya pun melebihi segala korban yang lain. Kristus mempersembahkan
diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai korban yang sempurna (Ibr 9:14) sehingga
kita semua dibersihkan dari dosa melalui korban diri Yesus sendiri yang
dipersembahkan satu kali saja untuk selama-lamanya. (Ibr 10:10)
Buah Korban Kristus
Salib adalah sumber kebahagiaan untuk tiap manusia, dan
untuk seluruh umat manusia. Dosa telah mengacaukan harmoni yang terdapat di
dalam umat manusia dan di dalam seluruh ciptaan; dosa telah membawa kekacauan;
manusia diasingkan dari Allah dan dari sesamanya; ikatan dengan Allah sudah
diputuskan. Tetapi Kristus datang memperbaiki lagi segala sesuatu yang sudah
rusak. Yesus wafat bukan untuk bangsa Yahudi saja, tetapi juga supaya semua
anak-anak Allah yang tersebar di mana-mana dikumpul menjadi satu. (Yoh 11:52).
Kebahagiaan universal dapat dikemukakan secara singkat dan padat dalam
kata-kata seperti ini: Kristus telah mati untuk semua orang. (2 Kor 5:15).
Kristus adalah penyelamat semua orang. (1 Tim 4:10). Dengan perantaraan Kristus
kita mendapat pengampunan atas dosa kita. Bukannya dosa kita saja yang
diampuni, tetapi juga dosa seluruh umat manusia. (1 Yoh 2:2)
Korban Kristus adalah korban yang paling sempurna dan
nilainya pun tidak terhingga, oleh karena Ia adalah Putera Allah. Satu titik
darah-Nya dapat membersihkan dunia dari semua dosa. (St. Thomas Aquinas).
Dengan sendirinya kita berhadapan dengan cintakasih-Nya yang luar biasa besar,
karena bukan satu titik darah yang dicurahkan-Nya, tetapi seluruh darah-Nya. Ia
mau memberikan kita satu bukti nyata mengenai cintakasih-Nya terhadap kita.
Tidak ada cinta yang lebih besar daripada cinta seorang yang memberikan
nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. (Yoh 15:13). Dan kalau kita merasa bimbang
terhadap cintakasih-Nya, baiklah kita memandang ke salib dan berkata: “Ia
mengasihi saya dan mengorbankan diri-Nya untuk saya.” (Gal 2:20) pax
et bonum
Kristus menderita semuanya itu antara lain untuk menunjukkan
juga kejahatan dosa. Tidak mudah bagi kita untuk melihat kejahatan dosa yang
sebenarnya. Inti daripada dosa ialah penghinaan terhadap Tuhan, pembangkangan
terhadap Tuhan. Salib Kristus harus membuka mata kepercayaan kita untuk melihat
apa sebenarnya dosa itu.
Sumber: “Aku Percaya” karya Pater Herman Embuiru, SVD
halaman 100-103.
pax et bonum
Komentar
Posting Komentar